Kesaksian
ini saya tulis dengan harapan bisa membantu proses penyembuhan para
penderita demam berdarah. Penyakit yang telah merenggut nyawa anggota
masyarakat itu menyerang ayah saya, Kiki Mihardja. Kami sekeluarga
bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa ternyata proses penyembuhan ayah
saya bisa berlangsung lebih cepat dari pasien lainnya. Berikut ini
kronologis peningkatan trombosit ayah saya berkat mengonsumsi produk
makanan kesehatan CNI, Wakasa Gold. Tanggal 14 Februari 2006
Karena sakit dengan kondisi lemas, ayah saya disarankan melakukan
pemeriksaan darah di laboratorium. Sore harinya, hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan angka trombositnya 21.000. Dokter menyarankan
ayah saya harus rawat inap di rumah sakit. Pukul 18.00: ketika berada di rumah sakit, saya memberikan ayah saya 30 ml (1/2 sloki) Wakasa Gold. Pukul 18.58: dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Rencananya, jika angka trombosit terus menurun, ayah saya harus masuk
ruang Intensive Care Unit (ICU). Luar biasa, ayah saya tidak jadi masuk
ruang ICU karena trombosit sudah meningkat menjadi 30.000. Pukul 22.00: ayah saya minum 30 ml lagi.
Tanggal 15 Februari 2006
Pukul 01.30: dilakukan pemeriksaan darah lagi. Luar biasa, trombosit ayah saya naik menjadi 63.000.
Pukul 16.27: trombosit ayah saya sudah mencapai 82.000.
Tanggal 16 Februari 2006
Pukul 01.03: trombosit ayah saya menunjukkan angka 121.000.
Pagi harinya, dokter memperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Kenyataan itu tentu membuat keluarga pasien sekamar yang sama-sama sakit
demam berdarah heran. Dalam tempo 36 jam, dari tanggal 14 Februari
pukul 6 sore – 16 Februari pagi, ayah saya sudah boleh pulang dari rumah
sakit. Sementara anak yang sudah menjalani rawat inap 4 hari,
trombositnya tidak kunjung meningkat. Sehingga sang ayah mau mengikut
langkah saya, mencoba memberikan Wakasa Gold kepada anaknya yang sakit
demam berdarah. Terbukti, setelah mengonsumsi Wakasa Gold, trombosit
anaknya meningkat dari 16.000 naik menjadi 164.000, dalam tempo 2 hari.
Tim
peneliti dari Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Karya Bhakti Bogor dan
Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian
Bogor melakukan penelitian terhadap penggunaan Wakasa Gold untuk
percepatan peningkatan trombosit pada penderita penyakit demam berdarah.
Penelitian dilakukan bulan Mei 2009 hingga Oktober 2009 terhadap
pasien demam berdarah di Rumah Sakit Karya Bhakti Bogor. Dan ini adalah
penelitian CGF pertama di dunia untuk masalah penyakit tropis.
Hasil penelitian
Penderita demam berdarah yang diberikan Wakasa Gold menjalani masa perawatan lebih pendek / penyembuhan lebih cepat
Kenaikan trombosit dan penurunan hematokrit terjadi lebih cepat.
CGF sangat membantu pengobatan penderita demam berdarah, dengan konsep
regenerative medicine yaitu melengkapi kebutuhan gizi secara seimbang
untuk mengoptimalkan regenerasi sel.
Pasien dengan CGF 40%
Pasien tanpa CGF 40%
Lama penyembuhan dengan trombosit awal < 50.000
3,09 hari
4,20 hari
Lama penyembuhan dengan trombosit awal > 50.000
2,37 hari
4,50 hari
Lama perawatan di RS
2,76 hari
4,43 hari
Sembuh lebih cepat, penderitaan lebih singkat, biaya lebih hemat
APA ITU DEMAM BERDARAH ?
Dengue adalah homonim dari bahasa
Afrika, ki denga pepo, suatu penyakit yang pernah mewabah di wilayah
Karibia, Amerika Tengah, pada tahun 1827 – 1828. Kini demam tersebut
dikenal dengan nama Demam Dengue (DD), penyakit yang dibawa oleh nyamuk
Aedes Aegypti ini tersebar luas di antara garis lintang Utara 35o dan
Selatan 35o. Di Indonesia Demam Dengue (DD) telah menjadi wabah musiman
sejak tahun 1968, bahkan hingga kini masih saja menimbulkan masalah
kesehatan nasional. Pada tahun 1998 terjadi wabah DD di Indonesia yang
menyerang hingga sejumlah 58.000 penderita.
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah
dengue (DBD) adalah penyakit yang ditemukan di daerah tropis, dengan
penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan
oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili
Flaviviridae.
TANDA DAN GEJALA
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba,
disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot dan ruam; ruam
demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang dan biasanya mucul dulu
pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia menyebar hingga
menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga
muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau
diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu
disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga
yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita
mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau
keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan
gejala-gejala tersebut.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar
enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada
akhir masa demam. Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang
yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu
dari 4 bentuk berikut ini:
Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
Dengue klasik, penderita mengalami
demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan
munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
Dengue Haemorrhagic Fever (Demam
berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan
perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.
Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan
syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena
itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam
tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit,
mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.
PENULARAN
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes
albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya
dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti berasal dari
Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan
siang.
Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak
yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan
lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di
daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan
muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia.
PENYEBARAN
Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada
tahun 1953. Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di
Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang. Beberapa
tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa propinsi di Indonesia.
PENCEGAHAN
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.
Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau
mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus
kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah
terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk,
menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang
dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:
Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup;
Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat
tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang
dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi
sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur
barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah.
Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang;
Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa,
sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus
dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi;
Jika terlihat tanda-tanda syok, segera bawa penderita ke rumah sakit.
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang)
Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
PENGOBATAN
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien
disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk
cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan
intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan
hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika
jumlah platelet menurun drastis.
Pengobatan alternatif yang
umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun
khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji
kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian
kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif
harus tetap dipertimbangkan.
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam
berdarah, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di
antaranya adalah:
a. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD.
b. Meminta direktur/direktur utama
rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita DBD
sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh
biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program
PKPS-BBM/ program kartu sehat . (SK Menkes No. 143/Menkes/II/2004
tanggal 20 Februari 2004).
c. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD.
d. Membagikan bubuk Abate secara gratis
pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD. Melakukan penggerakan
masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan
merekrut juru pemantau jentik (jumantik).
e. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur).
WAKASA VS DBD
Penelitian ini dilakukan di RSKB dari bulan Mei 2009 hingga Oktober
2009. Penelitian baru dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari
Panitia Etik FKUI. Subyek penelitian dipilih dengan metoda consecutive
sampling, berdasarkan diagnosis yang sesuai dengan kriteria WHO 1997,
serta memenuhi kriteria yang diajukan seperti dibawah ini.
Kriteria Inklusi
Demam hingga 7 hari.
Serologi Dengue Ig M (+) atau NS1 positiv.
Trombosit <100.000/mm3.
IMT ♂ 20,2 – 27; ♀ 18,9 – 25,2.
Tidak menderita penyakit dengan gangguan fungsi imun (Tuberkulosis,
Diabetes Melitus Tipe2, sirosis hepatis atau gagal ginjal kronik).
Nilai SGOT/SGPT dalam batas normal.
Bersedia ikut penelitian dan menandatangani informed consent.
Kriteria Eksklusi
Wanita hamil
Menderita penyakit TBC, DM, sirosis hepatis, gagal ginjal kronik
Mengalami sindroma SRD.
Pasien rawat inap yang memenuhi
kriteria seperti di atas ditawari untuk ikut dalam penelitian. Hanya
subyek yang telah menandatangani informed consent yang diikutsertakan
sebagai subyek penelitian. Selanjutnya subyek dirandomisasi ke dalam dua
kelompok (pok), yaitu pok perlakuan dan pok kontrol.
CGF 40%
yang diberikan merupakan produk dibuat dari ganggang air tawar,
diekstrak guna memanen derivat asam nukleat dari sel-sel yang telah
dikeringkan sebelumnya dengan air panas (80oC). Selanjutnya substansi
yang kaya akan asam nukleat serta asam amino tersebut dipisahkan dari
residu padatnya dengan sentrifugasi, dari mana supernatan yang
dihasilkan kemudian disaring dengan metode mikrofiltrasi.
Saat masuk
pasien diperiksa oleh dokter poliklinik, jaga atau dokter spesialis
penyakit dalam, meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium, seperti Hb,
Ht, trombosit, IgM anti DEN/NS1, ureum, GOT, GPT, dan Prot T/A/G.
Selanjutnya di ruang rawat inap dokter spesialis yang merawat melakukan
pemeriksaan lanjut.
Kedua kelompok mendapat perawatan rumah sakit
standar. Selama penelitian pok perlakuan mendapat bahan intervensi CGF
40% dengan dosis 1 x 30 ml per hari, serta terapi standar yang
dianjurkan WHO, 1997. Di lain pihak pok kontrol hanya mendapat terapi
standar saja. Pemeriksaan trombosit, hemoglobin dan hematokrit dilakukan
setiap hari. Bila kemudian disertai pula oleh penyakit infeksi lain
seperti demam tifoid, selain mendapat terapi standar perlu pula mendapat
tambahan antibiotik ciprofloxasin.
Henti rawat atau
pengakhiran penelitian dilakukan apabila tercapai kondisi klinik dan
laboratorik yang memenuhi kriteria pemulangan subjek dari RS, atau
pasien jatuh ke dalam DBD berat atau SRD yang ditentukan oleh dokter
spesialis penyakit dalam yang merawat. Kriteria laboratorik pemulangan
subjek adalah bebas dari simptom dan gejala DBD serta pencapaian jumlah
trombosit di atas 100.000/mm3.
Alur Pengambilan Data Penelitian.
Sejumlah 84 subyek berhasil diikutsertakan ke dalam penelitian hingga
akhir penelitian. Dari jumlah tersebut terdapat sebanyak 42 perempuan
dan 42 pria yang kemudian dirandomisasi secara berimbang ke dalam dua
kelompok, yaitu pok perlakuan dan pok kontrol.
Bila ditelaah lebih lanjut pada pok
perlakuan, lama penyembuhan pada subyek dengan trombosit awal <50.000
diperoleh sebesar 2,37 hari. Lama penyembuhan tersebut ternyata lebih
cepat bila dibandingkan dengan subyek yang trombosit awal >50.000
sebesar 3,09 hari, p =0,112.
Hingga kini obat anti virus yang dapat
digunakan untuk terapi kausal DD belum tersedia. Oleh sebab itu
tata-laksana DD, sesuai dengan anjuran WHO, diarahkan pada penggantian
cairan tubuh yang hilang, mengatasi demam tinggi, mengoreksi gangguan
elektrolit dan metabolik, mengantisipasi timbulnya renjatan dan DIC
(disseminated intravascular coagulation), serta memastikan asupan
makanan yang cukup gizi.
Status gizi yang mumpuni adalah
faktor utama yang diperlukan untuk memperoleh tingkat regenerasi sel
optimal. Sejauh ini diketahui bahwa status gizi kurang berkaitan dengan
kapasitas imunoregulatoris sel. Pada hal penderita dengan baik DD maupun
DBD terbukti memiliki tingkat imunoregulatoris yang kurang memadai.
Lebih lanjut pada kondisi morbid pada DD terjadi penurunan nafsu makan,
mual dan muntah yang tentunya mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi
secara kualitas dan kuantitas. Oleh sebab itu faktor gizi yang berperan
sentral dalam patologi penyakit DD perlu disikapi, khususnya guna
memperoleh status gizi yang mumpuni.
Pemberian suplemen makanan untuk
melengkapi kebutuhan gizi yang mumpuni guna memfasilitasi regenerasi sel
yang optimal dalam jangka pendek merupakan pilihan alternatif. Sejalan
dengan pandangan tersebut serta sesuai dengan hasil pengamatan Dr.
Michinori Kimura, ganggang chlorella yang telah terbukti kaya akan
derivat asam nukleat DNA/RNA, Chlorella Growth Factor (CGF) serta asam
amino esensial dapat dipertimbangkan. Chlorella Growth Factor (CGF)
diketahui potensial mempromosikan pertumbuhan sel lebih cepat melalui
mekanisme peningkatan fungsi RNA/DNA. CGF mendorong optimalisasi
sintesis protein, enzim dan energi pada tingkat seluler. Disamping itu
CGF merangsang perbaikan sel-sel dan jaringan dari kerusakan,
meningkatkan sistem imun. Apabila dikonsumsi secara reguler CGF
bermanfaat untuk memperbaiki materi genetik sel-sel manusia yang rusak,
sehingga dapat digunakan sebagai obat untuk tujuan regenerasi sel-sel
tubuh yang rusak.
Pada penelitian ini pemberian CGF ke pada
kelompok perlakuan pada penelitian ini terbukti memperpendek masa
perawatan di rumah sakit (2,76 hari) secara bermakna (p=0,000).
Konklusi pada penelitian ini terbukti bahwa CGF mampu memperagakan
konsep regenerative medicine secara bermakna, dengan cara mempercepat
waktu penyembuhan, merangsang peningkatan fungsi produksi sumsum tulang,
menekan stress oksidatif, dan memperbaiki gangguan vaskulopatia akibat
peningkatan permeabilitas vaskuler akibat infeksi VDEN.
Mengingat
belum adanya obat virusid yang tersedia, sewajarnya health promotion
dtegaskan sebagai salah satu upaya pencegahan DD, dengan cara
meningkatkan status gizi setiap insan yang hidup di daerah endemis dapat
ditingkatkan sehingga kelak diharapkan berperan meredam keganasan VDEN.
Pemberian suplemen makanan dalam hal ini tentu merupakan pilihan yang
bijak.
Pasta gigi yang diciptakan khusus untuk anak-anak, dengan kandungan bahan yang aman sehingga tidak berbahaya bagi anak.
Winz Kids tidak mengandung flouride, agar anak terhindar dari dental fluorosis – yaitu keadaan dimana anak kelebihan flouride. Tidak mengandung SLS (Sodium Lauryl Sulfate)
atau sejenis bahan deterjen yang berbahaya. Dengan rasa blueberry yang
enak serta mengandung kalsium ganda, ekstrak kalsium susu dan xylitol,
Winz Kids sangat baik untuk mencegah kerusakan gigi dan memberikan
perlindungan maksimal bagi gigi anak.
Winz Kids baik digunakan untuk anak usia 3 tahun ke atas.
Cuaca panas membuat suhu tubuh meningkat dan membutuhkan minuman yang menyegarkan.
CNI menghadirkan Up Tea Honey Lemon Tea. Perpaduan teh hitam, ekstrak
madu dan lemon asli dengan sensasi rasa yang menyegarkan dan memberi
manfaat bagi tubuh.
Teh hitam
Teh hitam dikenal mengandung banyak
antioksidan dan theaflavin. Sangat potensial sebagai anti radikal bebas
dan menghambat oksidasi Low Density Lippoprotein (LDL) pencetus
munculnya penyakit kanker dan jantung koroner.
Madu
Madu adalah bahan manis yang diproduksi
oleh lebah madu dari nektar bunga. Madu memiliki banyak manfaat karena
zat gizinya sangat lengkap. Selain mengandung vitamin (A, B kompleks, C,
D, E dan K), madu juga mengandung Mineral (Mg, S, Fe, Ca, Cl, K, Y, Na,
Cu, dan Mn), Protein, Zat hidrat arang, Hormon, dan Antibiotik.
Ilmuwan dari Universitas Illinois di Urbana, Amerika Serikat,
mengungkapkan dalam Journal of Agricultural Research bahwa khasiat
masing-masing madu bisa saja berbeda. Namun semua jenis madu pasti
mengandung antioksidan.
prof. DR. H. Muhilal, pakar gizi dari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor yang juga Medical Advisor
PT CNI, menguraikan bahwa di dalam madu terdapat asam organik, asam
amino non esensial dan esensial (Lysin, Histadin, Triptofan, dll) yang
berperan dalam pembuatan protein tubuh.
Lemon
Lemon (Citrus medica Linn), memiliki
kandungan vitamin C yang melimpah, disamping vitamin B, dan E. Pada
lemon juga terkandung bioflavonoid yang berperan sebagai antioksidan
pencegah kanker dan menghalangi oksidasi LDL. Selain itu kandungan serat
nya pun sangat tinggi berupa pektin yang baik untuk menurunkan kadar
kolesterol dan trigliserida.
Produk sejenis honey lemon tea sangat
banyak jumlahnya di pasaran. Up Tea Honey Lemon Tea berbeda. Up Tea
Honey Lemon Tea mengandung ekstrak madu, gula dan lemon asli. Sementara
lemon tea yang lain umumnya hanya menggunakan flavour dan pemanis
buatan. Hanya beberapa saja yang ditambahkan madu.
Selain itu, Up Tea Honey Lemon Tea juga
diperkaya dengan vitamin C, sehingga benar-benar kaya akan vitamin C.
Proses pembuatannya pun mudah. Cukup diseduh dengan air dingin, lebih
cepat dan praktis.
Up Tea Honey Lemon Tea juga diproses
dengan standar CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) yaitu standar
farmasi dibawah pantauan para ahli.
Kapanpun dan di mana pun, Up Tea Honey
Lemon Tea siap menemani hari-hari Anda. Nikmati sensasi kesegaran Up Tea
Honey Lemon Tea dan rasakan manfaatnya....... Up Tea Honey Lemon
Tea.........Any time in every moment.
Serat amat penting bagi kesehatan dan
pertumbuhan anak, tetapi kenyataannya tak sedikit ibu yang kesulitan
mengajak anaknya untuk menyukai sayuran dan buah. Jika berbagai cara
sudah dicoba tetapi tetap tak berhasil, saatnya Anda mencoba Vitasigi-F
Gummy Berry yang memiliki kandungan 11 sayur, 6 buah, plus Sun Chorella,
Vitamin C dan FOS.
Risiko
umum kekurangan serat adalah konstipasi atau kesulitan buang air besar.
Namun, masalah ini dapat berlanjut menjadi wasir yang membuat anak
tidak nyaman dan kesakitan. Tidak hanya wasir, risiko yang lebih fatal
juga mengintai.
Kekurangan serat makanan yang terjadi terus-menerus, akan menjadi pemicu
terjadi kanker kolon, yaitu rusaknya usus besar dan meningkatnya kadar
kolesterol darah. Selain itu, masih banyak penyakit kronis lainnya yang
mengintai di kemudian hari jika anak kekurangan serat. Jadi, penting
sekali untuk memulai mengonsumsi serat mulai dari sekarang
Serat dalam Vitasigi-F Gummy Berry terdiri dari bubuk sayuran dan
buah-buahan. Kandungan gizinya amat lengkap. Jenis sayurannya pun sangat
variatif , mulai dari timun, wortel, seledri, peterseli, paprika hijau,
bayam, selada, kol merah, jagung, kembang kol, hingga kemangi. Aneka
buah berry yang menjadi favorit anak, seperti stroberi, bilberry,
rasberi, elderberry, blackcurrant, dan bit merah memberi cita rasa yang
disukai anak-anak.
Semuanya dikombinasikan menjadi satu membuat Vitasigi-F Gummy Berry
menjadi jawaban untuk pemenuhan serat anak, apalagi di dalamnya
ditambahkan Sun Chorella dan Vitamin C. Selain itu, Vitasigi-F Gummy
Berry juga dilengkapi dengan Fruktooligosakarida (FOS), yaitu, prebiotik
yang berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik di usus besar. Dengan
demikian, semuanya telah tercukupi dalam Vitasigi-F Gummy Berry.
Vitasigi-F Gummy Berry merupakan satu-satunya suplemen makan yang
lengkap saat ini. Tampilannya pun dibuat menarik untuk anak-anak dalam
bentuk beruang yang lucu dalam kemasan permen jeli lunak. Anak-anak
berusia 4-12 tahun pasti menyukai bentuk dan rasanya. Jadi, ibu tidak
akan sulit untuk memberikannya kepada anak setiap hari.
Dari tanaman pangan, holtikultura sampai pertkebunan. Plant Catalyst
2006 akan membantu meningkatkan hasil tanaman Anda. Mengandung unsur
hara lengkap baik makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman agar tumbuh
sehat, Plant Catalyst 2006 akan membuat tanaman Anda tahan dari hama
penyakit dan fluktuasi cuaca. Hasil panen melimpah, untung pun
bertambah. Terbukti dan teruji!
Ada 16 unsur yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. 3 unsur
didapat dari udara (C, H, O) sementara 13 unsur lainnya diserap dari
tanah yang meliputi 6 unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan 7
unsur hara mikro (Fe, Cl, Mn, Cu, Zn, B dan Mo).
Bila terus menerus diserap oleh tanaman, ketersediaan unsur hara dalam
tanah akan semakin berkurang. Itulah sebabnya diperlukan pemupukan agar
pertumbuhan tanaman dapat maksimal. Plant Catalyst 2006 adalah pupuk pelengkap yang
mengandung unsur hara lengkap (makro + mikro). Merupakan katalisator dan
berperan dalam mengefektifkkan serta mengoptimalkan tanaman menyerap
pupuk-pupuk utama dari dalam tanah dan dari pupuk dasar (urea, SP-36,
KCl, ZA, pupuk kandang).
Mengapa Plant Catalyst 2006?
Unsur hara lengkap (makro + mikro).
Melengkapi kebutuhan unsur hara tanaman yang tidak disediakan oleh pupuk dasar NPK.
Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap serangan hama penyakit.
Meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil tanaman (jumlah anakan, produksi, rendeman / kualitas).
Ramah lingkungan (bio-degradable) dan hasil tanaman bebas dari unsur-unsur logam berat yang bersifat karsinogenik.
Tanaman Keras/Perkebunan/Buah (sawit, karet, kakao, kopi, dll)
- Tugal/tabur 10-50 gram/pohon, tiap 3-6 bulan untuk tanaman menghasilkan/TM.
- Semprot 10-25 gram/10 liter air (0,10-0,25%) untuk pembibitan/tanaman muda/TBM.
- Khusus karet TM semprot batang 50 gram/10 liter air.
Catatan:
- Pupuk dasar NPK (Urea, SP-36, KCl, ZA, Pukan) tetap diberikan sesuai rekomendasi Dinas Pertanian.
- Waktu penyemprotan yang baik adalah pagi hari sebelum pukul 09.30 atau sore setelah pukul 15.30.
- Khusus padi, jagung, dan timun, jangan menyemprot pada saat tanaman berbunga.
Kemasan
1,5 kg dilengkapi sendok takar dan 10 @100 g